Emha Ainun Najib

SAJAK LUKA MENGANGA
……
Saudara-saudaraku puisi adalah bau anyir keringat
Berjuta rakyat,puisi adalah kehidupan
Mereka yang a lot dan berat, adalah pikiran
Dan tenaga mereka yang sekarat, puisi
Adalah darah luka mereka yang muncrat

Saudara-saudaraku,puisi bukanlah sejenis pakaian
Sore atau pakaian pesta yang terpampang
Di kaca etalase, hasil desainer-desainer
Kebudayaan

Saudara-saudaraku setidaknya puisi bisa mengajari
Kita untuk berkata : T I D A K !

(Emha Ainun Najib)

KUBUANG-BUANG

Sudah kubuang-buang tuhan
Agar sampai ke yang tak terucapkan
Namun tak sekali ia sedia tak hadir
Terus mengada mengada bagai darah mengalir

Sajakku beranak pinak
Dukungkung tuhan sendirian
Perih cintaku berteriak-teriak
Takut ditolak keabadian

Sudah kubuang-buang tuhan
Sudah kulupa-lupakan
Sampai ingat dan lupa
Lenyap jaraknya

Sampai tahu tak atau menjelma
Baginya tak beda
Sampai gugur mainan ada tiada
Yang menghimpitku di tengahnya

Sudah kubuang-buang
Sudah kubuang-buang
Ia makin saja tuhan
Makin saja tuhan


1986

Sumber:
CAHAYA MAHA CAHAYA, kumpulan sajak Emha Ainun Nadjib, Pustaka Firdaus, Jakarta cetakan kelima, Mei 1993


----------------------------------------------------

PENYAIR PUN BUKAN

Penyair pun bukan
Aku hanya tukang
Mengembarai hutan
Menggergaji kayu
Bikin ragangan
Mainan pesanan Tuhan

Penyair pun bukan
Aku hanya pelayan
Meladeni cara
Meracik kata
Mengais rahasia
Agar tak mati fana

Penyair pun bukan
Aku hanya penyelam
Menukiki samudera
Pulang ke permukaan
Membawa batu purba
Untuk melempari cakrawala


1986

Sumber:
CAHAYA MAHA CAHAYA, kumpulan sajak Emha Ainun Nadjib, Pustaka Firdaus, Jakarta cetakan kelima, Mei 1993


----------------------------------------------------

KAU PANDANG AKU

kau pandang aku batu
..........kau gempur dengan peluru
.....padahal aku angin
kau pandang aku badai
..........kau tahankan baja dan mantra
.....padahal aku gunung membisu
kau pandang aku raja
..........kau tinggalkan singgasana
.....padahal aku pemabuk
kau pandang aku ngemis
..........kau taburkan mutiara
.....padahal aku bumi
kau pandang aku perampok
..........kau picis kau picis
.....padahal aku tak darah daging
kau pandang aku penderma agung
..........kau jilati
.....padahal aku papa tiada
kau pandang aku boneka
..........kau sandangkan sutera
.....padahal aku jiwa
kau pandang aku ruh perutusan
..........kau ikut masuk hutan
.....padahal aku gila
kau pandang aku penuh kasih
..........kau damba kau damba
.....padahal aku cuma pinjam
kau pandang aku pisau tajam
..........kau meronta kau meronta
.....padahal aku cinta


1986

Sumber:
CAHAYA MAHA CAHAYA, kumpulan sajak Emha Ainun Nadjib, Pustaka Firdaus, Jakarta cetakan kelima, Mei 1993


----------------------------------------------------

AKU MABUK ALLAH

aku mabuk allah
semata-mata allah
segala-galanya allah
tak bisa lain lagi
aku mabuk allah
lainnya tak berhak dimabuki
lainnya palsu, lainnya tiada
nyamuk tak nyamuk
kalau tak mengabarkan allah
langit tak langit
kalau tak menandakan allah
debu tak debu
badai tak badai
kalau tak membuktikan allah
kembang tak mekar
api tak membakar
kalau tak allah
mabuklah aku mabuk allah
tak bisa lihat tak bisa dengar
cuma allah cuma allah
kalau matahari memancar
siapa sebenarnya yang menyinar
kalau malam legam
siapa hadir di kegelapan
kalau punggung ditikam
siapa merasa kesakitan
mabuklah aku mabuk allah
kalau jantung berdegup
siapa yang hidup
kalau menetes puisi
siapa yang abadi
allah semata
allah semata
lainnya dusta


1986

Sumber:
CAHAYA MAHA CAHAYA, kumpulan sajak Emha Ainun Nadjib, Pustaka Firdaus, Jakarta cetakan kelima, Mei 1993
www.duniapuisi.110.com